Miris! SDN Tanjungjaya 3 Kumuh dan Tak Terawat, Korwil Pendidikan Bungkam, GOWI: “Ini Pengkhianatan terhadap Dunia Pendidikan!

Miris! SDN Tanjungjaya 3 Kumuh dan Tak Terawat, Korwil Pendidikan Bungkam, GOWI: “Ini Pengkhianatan terhadap Dunia Pendidikan!

Bantenupdate.com
PANDEGLANG / Dunia pendidikan di Kabupaten Pandeglang kembali diguncang isu panas! Ramainya pemberitaan soal dugaan tidak jelasnya penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN Tanjungjaya 3 Kecamatan Panimbang kini menimbulkan sorotan tajam dari berbagai kalangan.

Ironisnya, di tengah derasnya kritik publik dan munculnya fakta lapangan yang menunjukkan kondisi sekolah kumuh, jendela bolong, serta lantai retak, pihak pengawas justru terkesan mencuci tangan dan lempar tanggung jawab.

Ketika dimintai tanggapan oleh wartawan, Korwil Pendidikan Kecamatan Panimbang, Eneng Wasitoh, hanya menjawab singkat dan terkesan menghindar.

"Saya tidak bisa langsung memberikan tanggapan ya, harus konfirmasi dulu ke sekolahnya terkait dugaan tersebut,” ujar Eneng singkat melalui pesan WhatsApp. Jumat (10/10/2025). 

Pernyataan normatif tersebut sontak memancing reaksi keras dari Gabungan Organisasi Wartawan Indonesia (GOWI), yang terdiri dari Gabungnya Wartawan Indonesia (GWI) dan Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) DPC Kabupaten Pandeglang. Mereka menilai bahwa sikap Korwil Pendidikan menunjukkan lemahnya fungsi pengawasan dan pembinaan terhadap satuan pendidikan di bawah naungannya.

Reynold Kurniawan, Ketua GWI DPC Kabupaten Pandeglang, dengan nada tegas mengatakan bahwa Korwil seharusnya tidak berdiam diri dan harus turun langsung ke sekolah.

"Jangan cuma berlindung di balik kalimat ‘konfirmasi dulu ke sekolah’. Korwil itu pengawas dan pembina, bukan penonton! Kalau dana BOS di lapangan diduga diselewengkan, mereka wajib periksa, bukan pura-pura tidak tahu,” tegas Reynold dengan suara lantang.

Hal senada disampaikan oleh Jaka Somantri, Sekretaris Jenderal AWDI DPC Kabupaten Pandeglang, yang menyebut sikap Korwil Pendidikan Panimbang sebagai bentuk kelalaian dan lemahnya tanggung jawab moral terhadap dunia pendidikan.

"Jawaban seperti itu menunjukkan mental pembiaran. Kalau setiap ada dugaan penyimpangan Korwil selalu bilang ‘konfirmasi dulu ke sekolah’, lalu fungsi pengawasan itu untuk apa? Jangan tunggu publik yang ribut baru bergerak!” ujarnya tajam.


Jaka menegaskan bahwa kasus dugaan penyimpangan Dana BOS bukan sekadar persoalan administrasi, melainkan menyangkut nasib anak-anak bangsa yang berhak mendapatkan lingkungan belajar layak dan bermartabat.

"Uang BOS itu bukan mainan, itu hak siswa! Kalau pengawas diam, kepala sekolah leluasa, maka rusaklah sistem pendidikan kita. Ini bukan lagi kelalaian, tapi pengkhianatan terhadap amanat pendidikan nasional,” tegasnya keras.

GOWI mendesak agar Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang segera turun tangan, melakukan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan Dana BOS di SDN Tanjungjaya 3.

"Bupati dan Dinas Pendidikan jangan tutup mata! Jangan sampai kasus ini jadi cermin buruk tata kelola pendidikan di Pandeglang. Kami siap kawal sampai tuntas,” pungkas Reynold dengan nada geram.

Kini, bola panas berada di tangan Dinas Pendidikan dan aparat penegak hukum. Publik menunggu langkah nyata: apakah akan ada penelusuran serius terhadap dugaan penyimpangan Dana BOS di SDN Tanjungjaya 3, atau semuanya hanya akan berakhir di meja pembiaran."


Ian