Diduga Oknum PT. POS dan Pedamping Gelapkan Hak KPM BPNT Sejak Januari 2022

Diduga Oknum PT. POS dan Pedamping Gelapkan Hak KPM BPNT Sejak Januari 2022

Pandeglang - Banten | Hak salahsatu Keluarga Penerima Manfaat Program Bantuan Pangan Non Tunai (KPM-BPNT) yang telah diubah dari non tunai menjadi tunai diduga telah digelapkan oleh oknum pedamping dan pihak PT. POS Indonesia sejak bulan Januari Tahun 2022 hingga sekarang.

"Dulu sewaktu keluarga saya tinggal atau berdomisili di wilayah kecamatan Cigeulis telah menerima Bantuan pangan secara non tunai yang disebut BPNT sebanyak 2 kali menerima," kata Muhidin.

Muhidin yang didampingi Istrinya bernama Siti Dinda Qistirahima mengungkapkan bahwa sebelum tahun 2022 ia sekeluarga telah berpindah tempat tinggal atau domisisli dari kecamatan Cigeulis ke wilayah kecamatan Cikedal kabupaten Pandeglang - Banten, tepatnya di desa Karyautama.

Sejak kepindahan nya itu, ia sekeluarga sudah tidak terdengar lagi kalau keluarganya masih mendapatkan bantuan tersebut secara tunai melalui PT. POS atas nama Siti Dinda Qistirahima.

"Awalnya saya menanyakan kepada pihak desa Tarumanagara kecamatan Cigeulis, dan sayapun disarankan untuk menanyakan nya kepada pihak terkait di kecamatan Cikedal, karena menurut keterangan beliau bahwa berkasnya sudah dialihkan ke wilayah kecamatan Cikedal sesuai alamat yang sekarang.

Masih kata Muhidin (suami), setelah mendapatkan keterangan tersebut ia pun mencari tau tentang bantuan pangan itu, namun hasilnya nihil, dan ia mencari tau melalui Aplikasi Bansos Kementrian Republik Indonesia yang berbasis online.

"Melalui aplikasi Bansos itu baru saya ketahui bahwa atasnama Siti Dinda Qistirahima istri saya tertera sebagai penerima bantuan pangan secara tunai sejak Januari tahun 2022, namun kami sangat kecewa, karena sejak bulan Januari 2022 hingga kini, kami tidak pernah menerima bantuan pangan tunai tersebut, kemungkinan digelapkan oleh pihak pihak yang bersangktan, entah siapa, untuk selanjutnya saya dibantu pihak lembaga sosial kontrol insya Allah akan bertindak lebih lanjut, karena teman teman sosial kontrol pun menduga bukan hanya keluarga saya saja yang menjadi korban para oknum itu," ungkap Muhidin. (Irf)