Jalan Picung-Munjul Baru Selesai Dibangun, Beda Tinggi Diduga Gagal Kontruksi

Bantenupdate.com, Pandeglang, Banten | Dewan Pimpinan Cabang Gabungnya Wartawan Indonesia (GWI) Kabupaten Pandeglang menyoal Ramainya Pemberitaan Terkait Ruas jalan Provinsi yang berlolasi di Desa Sukasaba, Kecamatan Munjul, mengalami perbedaan tinggi antara lajur satu dengan lainnya hingga sekitar 5 cm, Kondisi ini dikeluhkan oleh pengendara karena membuat perjalanan tidak nyaman dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Ketua DPC GWI Pandeglang, Raeynold, menyoal masalah ini sebagai dugaan kegagalan konstruksi akibat material timbunan atau pemadatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak. Ia juga menduga ada ketidaksesuaian dalam penggunaan besi tiebar atau pembesian pada konstruksi jalan tersebut.
"Akibat dari konstruksi jalan beton ini mengalami penurunan atau beda tinggi, kami menduga material timbunan yang digunakan tidak sesuai spesifikasi. Bahkan, berdasarkan pantauan kami di lapangan, terjadi deformasi pada as jalan yang cukup signifikan, sekitar 5 cm," ungkap Raeynold.
Raeynold menduga ini akibat lemahnya pengawasan dari Dinas PUPR Banten, Bina Marga, serta konsultan pengawas, kalau seperti ini hasil pekerjaan tidak sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan masyarakat.
Lanjut Raeynold, jalan tersebut baru selesai dibangun pada akhir tahun 2024, tetapi sudah mengalami kegagalan konstruksi. Ia menilai Dinas PUPR Banten semestinya segera menginstruksikan perbaikan kepada pihak penyedia jasa, PT Adikarya Putra Cisadane, sesuai dengan ketentuan masa pemeliharaan.
"Namun faktanya, bukan di perbaiki tetapi hanya ditambal dengan material aspal (AC-WC), padahal secara kasat mata ini adalah kegagalan struktur. Jika hanya ditambal, bukan tidak mungkin masalah ini akan kembali terjadi di kemudian hari," tegasnya.
Raeynold juga menyampaikan kepada awak media bahwa kondisi ini sangat membahayakan pengguna jalan karena berisiko menyebabkan kecelakaan.
Pembangunan ruas jalan Picung-Munjul ini merupakan proyek penanganan longsoran yang dikerjakan oleh PUPR Provinsi Banten dengan PT Adikarya Putra Cisadane sebagai penyedia jasa, serta PT Esa Sakti Consultants sebagai konsultan. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp15,5 miliar dari APBD Provinsi Banten tahun 2023.
Raeynold meminta kepada Dinas Terkait untuk segera melakukan pemeriksaan terkait dugaan Proyek yang gagal kontruksi tersebut.(Wan/Red)